Assalamu’alaikum
WR.WB
اَلْحَمْدُ اللهَ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ وَبِهِ نَسْتَغِينَ عَلَى أُمُوْرِالدَّنْيَا وَالدِّيْنِ
وَالصَّلاَ ةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفَ الأَنَبِيَإِ وَالْمُرْسَلِيْنَ
مَحَمَّدٍ خَاتَمِ لنَّبِيِّيْنَ وَعَلَى الهِ وَصْحَبِهِ أَجْمَعِيْن. أَمَّابَعْدُ
Pertama
marilah sama-sama kita mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang dengan Pengasih dan penyayang-Nya itu
diciptakan-Nya tujuh lapis langit tanpa tiang tujuh lapis bumi sebagai hamparan
kekuasaan, dan di sana bernaung hamba-hamba-Nya tunduk dibawah kekuasaan-Nya
tunduk tanpa pangkat sujud tanpa derajat dan di sana pula mereka bernaung
diatas puing-puing kehancuran dan tidak sedikit diatas kemelaratan.
Buat langkah yang kedua shalawat dan
salam tetap terlimpahkan buat Nabi kita
Muhammad SAW yang bergelarkan Al-Amin yang bertitelkan Habibullah yang
bermandikan darah beraliran keringat demi menegakkan panji-panji keislaman
dimuka bumi ini.
Yang sama-sama kita hormati para
dewan juri, bapak/ibu guru dan kaum Muslimin dam muslimat.
Baiklah pada kesempatan kali ini
saya akan memberikan judul pidato saya yang berjudul
“
Anjuran Berbakti Kepada Orang Tua Sebagai ladang Amal di Dunia dan Akhirat”
Kaum muslimin muslimat yang
berbahagia
Kewajiban
seseorang setelah beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya adalah berbakti kepada
kedua orang tua. Orang tua yang
melahirkan kita kedunia, dan mengasuh kita dari kita kecil hingga dewasa,
bahkan orang tua yang mengajarkan kita tentang akhlak dan agama, sehingga kita
bisa di terima oleh masyarakat. Sesuai dengan Firman Allah SWT dalam surat
Al-Luqman : 14
وَصَيْنَا الإنْسَانَ بِوَالَدَيْنَ
حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفَصَا لُهُ فِي عَا مَيْنِ أَنِ
اشْكُرْلِي وَلِوَا لِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيْرُ.
Artinya: Dan kami perintahkankepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya, ibunya telah
mengandungnya alam keadaan lemah hyang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam
dua tahun, bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu-bapakmu, hnya
kepada-Kulah kembalimu.(Q.S Luqman:14)
Dari ayat diatas dapat kita ambil
maknanya, bahwa kita benar-benar di perintahkan oleh Allah SWT untuk berbakti
kpada kedua orang tua kita , terutama ibu yang telah mengandung selama Sembilan
bulan sepuluh hari, menahan lelah, kesakitan, dan selalu menahan apa yang
dirasakannya tetapi dia tetap tersenyum dan bahagia.
Setelah lair ibu merasa bahagia
melihat tangisan dan seyuman bayinya, bahkan saat malam tiba ia rela terbangun
demi kenyenyakan buah hatinya. Betapa besar pengorbanan ibu kepada kita. Tidak
hanya sampai disitu, pada saat kita dewasa pun orang tua kita tetap memberikan
kasih saying kepada kita, membimbing, mengajarkan kita akan maknanya hidup ini.
Tidak hanya ibu, ayah juga demikian
ayah mencari nafkah, bekerja dari pagi sampai siang demi mengidupi keluarga
dengan sesuap nasi, menjaga ketenangan dan kenyamanan keluarganya.
Maka oleh karena itu, kita harus
berbakti kepada orang tua dan juga kita harus mengharapkan ridho orang tua dari
setiap apa yang kita lakukan, tidak durhaka kepadanya. Sebagaimana hadis Nabi :
رِضَ اللهُ فِي رِضَ الْوَالِدَيْنِ
وَسُخْطُ اللهُ فِي سُخْطِ اْلوَالِدَيْنِ
Artinya
: ridho Allah SWT tergantung pada ridho kedua orang tua dan murka Allah SWt
tergantung pada murka orang tua (HR Turmudzi dari Ibnu Amr).
Hadis diatas menekankan bahwa
berbakti kepada kedua orang tua merupakan kewajiban setiap anak, bahwa dalam
ahadis diatas juga di terangkan Ridho Allah tergantung pada rodho orang tua,
begitu juga sebaliknya, maka selalulah mencari Ridho Allah dan ridho orang tua
sebagai lading amal di dunia dan akhirat, janganlah mencari murka Allah dan
selalu mengerjakan perintah-Nya, dan berbaktilah keapad orang tua dengan tidak
melukai perasaannya.
Kaum Muslimin, muslimat yang
berbahagia
Berbakti kepada orang tua dapat kita kaitkan
dengan kisah salah seorang Nabi, yaitu nabi Ismail AS yang dikenal dengan
ketaatan dan kecintaannya kepada Allah dan orang tuanya. Nabi Ismail ASselalu
melaksanakan perintah Allah tanpa ragu sedikit pun, dan selalu menjauhi
larangan-nya. Begitu juga dengan berbakti kepada orang tuanya. Dia senantiasa
mentaati orang tua selama perintah orang tua tidak bertentangan dengan agama,
bahkan ketika Allah SWT menyuruh ayahnya Nabi Ibrahim AS untuk menyembelih
Ismail AS, Nabi Ismail AS tetap menjalankannya karena itu perintah dari Allah
Swt, dan dengan ketulusan hati terhadap perintah Allah dan berbakti kepada
orang tuanya, ketika hendak disembelih Nabi Ismail AS diganti dengan seekor
kambing yang besar, dan kisah inilah awal mulanya perintah berkurban.
Jadi apa kaitannya kisah Nabi Ismail
dengan berbakti kepada orang tua ??????????
Nabi Ismail tetap menjalankan apa
yang diperintahkan kepadanya dengan senang hati. Maka kita sebagai anak
hendaklah meniru perbuatan Nabi Ismail AS. Kita sebagai anak jangan lah melukai
perasaan orang tua dengan menyinggungnya, berkata-kata kotor, karena itu adlah
perbuatan yang menjerumuskan kita kepada neraka dan tidak mendapatkan pahala
disisi Allah SWT baik di dunia maupun di akhirat.
Untuk itu kita sebagai anak hendaklah :
o
Selalu
menjalankan apa yang diperintahkan orang tua selagi perintah itu tidak
bertentangan dengan ajaran agama islam.
o
Selalu
membahagiakan orang tua
o
Selalu
mendoakan mereka
Semua apa yang kita lakukan agar mendapatkan pahala dan ridho daro
Allah SWT
Mungkin hanya ini yang dapat saya sampaikan . mohon maaf jika ada
kesalahan dalam penyampaian. Sebelum saya tutup saya berpesan :
أُنظُرْ
مَا قَالَ وَلآ تَنْظُرْ مَنْ قَالَ.
Yang artinya perhatikanlah apa yang dibicarakan jangan
perhatikan siapa yang berbicara
Assalamu’alaikum WR.WB
Izin untuk referensi enggeh..
BalasHapusIzin untuk referensi enggeh..
BalasHapus